Prank Teman Sekelas yang Buat Tidak Bisa Berkata Kata

Sekolah bukan hanya tempat belajar, tapi juga tempat penuh tawa, terutama jika ada teman-teman yang hobi melakukan prank. Dari prank kecil yang bikin senyum sampai kejadian yang bikin seluruh kelas terpingkal-pingkal, inilah kisah sekelompok siswa yang menjadikan hari-hari sekolah lebih berwarna dengan aksi jahil mereka!


Bagian 1: Rencana Jahil Dimulai

Dimas, Rudi, dan geng mereka terkenal sebagai “Master Prank” di sekolah. Mereka tidak pernah kehabisan ide untuk mengerjai teman-temannya. Suatu hari, mereka merencanakan sebuah prank yang bakal dikenang sepanjang masa.

Sasaran mereka kali ini adalah Budi, teman sekelas yang terkenal serius dan jarang bercanda. “Budi harus belajar menikmati hidup!” kata Dimas penuh semangat.

Setelah berdiskusi, mereka memutuskan untuk melakukan prank klasik: mengganti isi botol minum Budi dengan air garam.


Bagian 2: Eksekusi Prank Pertama

Saat jam istirahat, mereka bergerak cepat. Dengan keahlian layaknya agen rahasia, mereka berhasil mengganti isi botol minum Budi tanpa ada yang curiga.

Ketika Budi kembali ke meja dan meneguk airnya, reaksinya luar biasa. Ia langsung menyembur airnya sambil berkata, “Astaga! Ini air laut? Sejak kapan kita belajar di pantai?!”

Seluruh kelas meledak dalam tawa. Bahkan guru yang masuk ke kelas ikut tersenyum melihat ekspresi Budi yang shock.

Namun, bukannya marah, Budi malah ikut tertawa. “Oke, kalian menang kali ini! Tapi hati-hati, pembalasan akan datang!” katanya sambil menyeringai.


Bagian 3: Prank Balasan yang Tak Terduga

Beberapa hari kemudian, tanpa mereka sadari, Budi dan beberapa teman lain telah menyusun strategi balasan. Targetnya? Dimas dan Rudi!

Saat jam olahraga, mereka mengganti sepatu Dimas dengan sepatu yang ukurannya dua kali lebih besar. Ketika Dimas mencoba memakainya, ia langsung terhuyung-huyung seperti badut sirkus.

“Kenapa kakiku tiba-tiba jadi kayak raksasa?!” serunya, yang langsung membuat seluruh kelas tertawa sampai sakit perut.

Tak berhenti di situ, Rudi juga kena prank! Saat duduk di bangkunya, ia merasakan sesuatu yang aneh. Begitu ia bangkit, ternyata ada stiker bertuliskan ‘Saya Suka Pelajaran Matematika’ di punggungnya! Semua orang tahu Rudi paling benci matematika, dan kini ia menjadi bahan tertawaan.


Bagian 4: Prank yang Menyatukan

Setelah aksi saling jahil itu, bukannya marah, geng Dimas dan geng Budi malah semakin akrab. Mereka sadar bahwa prank ini membuat hari-hari sekolah lebih menyenangkan.

Akhirnya, mereka sepakat untuk bekerja sama membuat prank terbesar: mengisi kelas dengan balon sebelum guru masuk. Ketika Pak Budi, guru matematika mereka, membuka pintu, yang terlihat adalah lautan balon warna-warni memenuhi ruangan.

“Astaga! Sejak kapan kelas ini jadi arena ulang tahun?!” kata Pak Budi dengan ekspresi bingung.

Seluruh kelas tertawa puas. Guru mereka pun akhirnya ikut tertawa dan berkata, “Baiklah, siapa pun yang melakukan ini, kalian boleh bersenang-senang… setelah menyapu semua balon ini!”


Kesimpulan: Tawa yang Tak Terlupakan

Prank di sekolah memang seru selama tetap dalam batas wajar dan tidak menyakiti siapa pun. Kisah ini menjadi bukti bahwa sedikit kejahilan bisa membuat hari-hari sekolah lebih ceria dan penuh kenangan yang tak terlupakan.

Moral cerita? Jangan terlalu serius! Kadang, sedikit tawa bisa membuat segalanya lebih menyenangkan. 😆🎈

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top