Di suatu sore yang cerah, di sebuah taman kota, sekelompok orang berkumpul untuk mencoba sesuatu yang katanya mustahil: menjilat siku sendiri. Mereka adalah para pencari sensasi yang percaya bahwa dengan latihan yoga ekstrem dan tekad baja, mereka bisa mencapai prestasi yang belum pernah dicapai manusia.
Adegan 1: Pemanasan ala Ninja
Si Yoga Master (bernama Pak Jenggot):
“Pertama, kita harus pemanasan! Regangkan tubuh seperti karet gelang! Tarik napas… dan… crack!”
Suara tulang retak terdengar.
Penonton A:
“Pak, itu suara tulang atau kayu jati?”
Pak Jenggot (sambil memijat punggung):
“Tenang, itu cuma suara semangatku yang meledak!”

Adegan 2: Percobaan Pertama – Lidah vs Siku
Si Fleksibel (bernama Mbak Lentur):
“Aku bisa bikin tubuhku kayak pretzel! Ini pasti gampang!”
Dia mencoba menjilat siku kanan. Lidahnya nyaris menyentuh, tapi…
Mbak Lentur:
“Astaga! Siku ini terlalu… jauh! Aku cuma bisa jilat ketiak!”
Penonton B:
“Setidaknya ketiakmu bersih sekarang!”
Adegan 3: Si Kreatif dan Alat Bantu
Si Kreatif (bernama Bang Gadget):
“Aku punya solusi! Pakai alat bantu: tongkat jilat siku!”
Dia mencoba menjilat siku pakai tongkat panjang. Hasilnya?
Bang Gadget:
“Lidahku nyangkut di tongkat! Tolong, aku nggak bisa nelen ludah!”
Penonton C:
“Kayaknya dia lebih butuh dokter daripada siku!”
Adegan 4: Si Pemalas dan Logika Ajaib
Si Pemalas (bernama Mas Ngantuk):
“Kenapa repot-repot? Aku punya ide: potong tangan, deketin ke mulut, jilat, terus tempel lagi!“
Penonton D:
“Mas, itu namanya bunuh diri, bukan prestasi!”
Mas Ngantuk (sambil ngelap keringat):
“Ah, sudahlah. Aku tidur dulu. Mimpiin aja siku bisa dijilat.”
Adegan 5: Si Ilmuwan dan Penjelasan Logis
Si Ilmuwan (bernama Profesor Otak):
“Secara anatomis, manusia tidak bisa menjilat siku karena panjang lidah dan lengan tidak proporsional. Kecuali kalian punya lidah sepanjang ular atau lengan sependek T-Rex!“
Penonton E:
“Jadi, kita harus berevolusi dulu ya, Prof?”
Profesor Otak:
“Atau… kalian bisa coba jilat siku orang lain. Tapi itu namanya harassment!“
Epilog: Pelajaran Berharga
Setelah berjam-jam mencoba, semua peserta menyerah. Mereka pun sadar: menjilat siku itu memang mustahil!
Pak Jenggot (sambil merenung):
“Ternyata, ada hal-hal di dunia ini yang nggak bisa kita capai, meski kita punya tekad sekuat baja dan lidah selentur karet.”
Mbak Lentur (sambil mengompres siku):
“Setidaknya, kita udah mencoba. Sekarang, aku punya alasan buat beli es krim: biar lidahku bahagia setelah capek-capek ini!“
Moral Cerita:
- Kadang, hal-hal mustahil itu bikin kita tertawa.
- Jangan terlalu serius sama siku, dia cuma mau jadi teman, bukan target jilatan.
- Kalau nggak bisa menjilat siku, coba jilat es krim. Itu lebih enak!
#SikuBukanTarget 😋💪