Konflik Kertas vs Kilau Emas: Drama di Desa Konoha

Di sebuah desa kecil bernama Konoha, hiduplah dua sahabat dengan keyakinan finansial yang bertolak belakang:ย Pak Tole, pedagang mi ayam yang fanatik dengan uang kertas, danย Mbah Glodok, nenek pencari emas yang tak percaya pada “kertas berharga”. Suatu hari, keduanya terlibat debat sengit di warung kopi.

Pak Tole (sambil mengacungkan setumpuk uang):
“Lihat ini, Mbah! Uang kertas praktis! Mau beli mi, bayar listrik, bahkan beli flash sale TikTok, tinggal gesek! Emasmu? Ribet! Mau beli gorengan aja harus potong-potong dulu!”

Mbah Glodok (menyipitkan mata sambil menggoyang-goyang koin emas):
“Ha! Kau pikir kertas ini berharga? Coba robek, lalu tunjukkan ke kambingmu. Dia akan lebih suka makan uangmu daripada rumput!”


Adegan 1: Bencana “Hujan Ternak”

Suatu siang, sekumpulan kambing liar berlari masuk ke desa, menginjak-injak lapak Pak Tole. Uang kertasnya beterbangan, direbut kambing yang mengira itu daun singkong mewah.

Pak Tole (berteriak histeris):
“Jangan dimakan, itu bukan snack! Itu uang 100 ribuuuu!!!”

Sementara itu, Mbah Glodok yang sedang duduk santai di gubuknya, hanya tersenyum melihat kambing-kambing itu mengunyah uang sahabatnya. Dia dengan tenang memotong sedikit emasnya untuk ditukar dengan sekeranjang sayur.


Adegan 2: Ujian “Laundry Ekstrem”

Tak mau menyerah, Pak Tole mencoba “menyelamatkan” uangnya yang basah karena hujan dengan menjemurnya pakai kipas angin dan hair dryer. Hasilnya? Uangnya mengkerut seperti mi instan kering, dan angka “100.000” berubah jadi “10.0O0” karena tintanya luntur.

Pak Tole (putus asa):
“Ini penipuan! Uangku jadi limited edition typo!”

Mbah Glodok, yang kebetulan lewat, melemparkan sepotong emas kecil ke meja:
“Potong ini jadi dua, tetap bisa buat beli dua mangkok mi. Potong uangmu jadi dua? Kau akan dapat… dua lembar sampah!”


Adegan Penutup: Pasar Gelap “Kertas vs Logam”

Di pasar malam, Pak Tole nekat menawarkan uang setengah terbakar dari insiden BBQ gagal kemarin. Pedagang bakso menolak, tapi langsung berebut saat Mbah Glodok mengeluarkan serpihan emas sebesar kuku.

Pedagang Bakso (kepada Pak Tole):
“Uangmu kusut begini, buat bungkus bakso aja kurang layak!”

Pak Tole (tersadar):
“Jadi selama ini… aku hanya menjual mi untuk mengumpulkan kertas lukisan presiden?!”


Epilog: Kelahiran “Desa Emas Gulung”

Keesokan harinya, Pak Tole muncul dengan gerobak mi baru bertuliskan:
“TERIMA EMAS & UANG KERTAS (Tapi kalau kertas, harus dilaminating dulu!)”.

Mbah Glodok pun menghadiahkannya segelas air mineral gratis:
“Minum ini, Tole. Biar otakmu yang terlanjur terkontaminasi kertas bisa sedikit terdetoks.”


Moral Cerita:
Uang kertas itu seperti hubungan toxic: menggiurkan di depan, tapi bisa hancur oleh air mata (atau air hujan). Emas? Dia seperti sahabat lama: meski harus dipotong, nilainya tetap setia.

#JanganPercayaKertasMurahan ๐Ÿ˜‚๐Ÿ’ฐ

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top